Sejak Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan mengenai kebijakan bagi seluruh pemerintahan daerah, terkait meminimalisir penularan wabah Covid-19 di Indonesia yaitu salah satunya dengan belajar dari rumah, bagi pelajar dan mahasiswa (sekolah dan kuliah online).
Keputusan yang dikeluarkan pemerintah dengan menerapkan belajar dari rumah di wilayah terdampak virus Covid-19 bukanlah hal mudah untuk diterapkan di Indonesia, mengingat ada banyak kendala yang dirasakan pendidik maupun peserta didik.
Siap tidak siap, mau tidak mau, pelajar ataupun mahasiswa harus dapat menjalankan kebijakan tersebut, dengan berbagai upaya menerapkan pembatasan sosial demi mencegah meluasnya penyebaran virus Corona (Covid-19).
Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang juga menerapkan sistem tersebut yakni perkuliahan via online.
Sistem perkuliahan tersebut bagi sebagian mahasiswa Unitri bukan merupakan hal yang mudah, dikarenakan kebijakan tersebut sangat mendadak dan juga perpindahan sistem belajar dari yang awalnya bertatap muka secara langsung didalam ruangan kelas dan kemudian harus belajar sendiri dari rumah dan harus dilakukan secara online.
Salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian, Antonia Maria Oy berpendapat bahwa dengan adanya sistem perkuliahan online ini menurutnya ada sisi positif maupun sisi negatifnya.
"Menurut saya sistem daring ini ada sisi positif maupun negatifnya. Sistem positifnya itu yakni, saya dan teman-teman yang lain pastinya sebelum diberlakukan sistem ini tentunya kami gagal paham mengenai kuliah sistem daring itu bagaimana, tetapi semenjak adanya sistem ini, kami belajar bagaimana sih mekanisme perkuliahan secara daring. Dan dari sisi negatifnya yaitu perkuliahan kurang berjalan dengan efektif" jelas mahasiswa Agribisnis tersebut, saat diwawancarai via whatsapp (2/4).
Sama halnya dengan Mahasiswa Program Study Teknik Kimia, Patricia Leni Oktavia juga berpendapat bahwa sistem perkuliahan dari rumah kurang efektif.
"Yaa menurut saya sistem perkuliahan ini bisa dibilang tidak efektif, dikarenakan tugas yang diberikan oleh dosen sepenuhnya belum terlalu kami pahami, tetapi kami dituntut harus tetap dapat mengerjakan agar mendapatkan nilai dari dosen. Selain itu juga kami memiliki cukup banyak kendala yakni tugas yang deadline, kuota internet yang terbatas, serta jaringan yang lelet sehingga hal tersebut membuat tugas kami lambat terkirim sesuai waktu yang ditentukan dosen pengampuh" ungkap mahasiswa semester 4 tersebut.
Selain itu juga Vinsensius Ari Tuaneno mahasiswa semester 6, program studi Teknik Sipil, mengeluhkan mengenai kendala terkait proses penyampaian meteri dari dosen saat perkuliahan secara daring.
"Jurusan saya merupakan jurusan yang terbilang berat, kalau misalnya penyampaian materi hanya sekedar penyampaian materi tanpa adanya penjelasan dari dosen, maka disitu akan semakin memberatkan kami mahasiswa, karena apa yang disampaikan dosen secara materi, jurnal atapun yang sebagainya itu manfaatnya tidak dapat disikapi dengan baik" imbuhnya.
Vinsensius juga berharap agar masalah pandemi cepat segera berakhir, agar perkuliahan dapat berjalan seperti sedia kala.
"Harapan saya semoga perkuliahan dapat berjalan seperti biasanya lagi dan semoga para dosen lebih memberikan stimulus kepada mahasiswa, sehingga perkuliahan via online dapat berjalan dengan maksimal karena kita tahu bahwa setiap mahasiswa tentunya memiliki kertebatasan" tutupnya.