Sabtu, 03 Juli 2021

Mengenali Pasola Budaya Sumba, Simak Sejarahnya di Sini

Berlangsungnya tradisi suci Pasola

Sumbastories - Tradisi Pasola adalah permainan perang dua kelompok ‘pasukan‘ berkuda yang saling melempar lembing (tombak kayu) di sebuah padang savana. Kata Pasola berasal dari kata ‘sola‘ atau ‘hola‘ yang bermakna tombak kayu atau lembing.

Dalam konteks ritual, pasola merupakan tradisi perang adat di mana dua kelompok penunggang kuda saling berhadapan, kejar-mengejar seraya melempar lembing kayu ke arah lawan. Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang Sumba yang masih menganut agama asli yang disebut Marapu (agama lokal masyarakat Sumba).

Permainan pasola diadakan pada empat kampung di Kabupaten Sumba Barat. Keempat kampung tersebut adalah Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Pasola diselenggarakan sekali dalam setahun, yaitu pada permulaan musim tanam, tepatnya pada bulan Februari di Kecamatan Lamboya, serta bulan Maret di Kecamatan Wanokaka dan Gaura.

Upacara Pasola terkait dengan persiapan pengerjaan lahan serta adanya anggapan tentang percikan darah yang mempunyai kekuatan magis menyuburkan dan menghidupkan. Oleh karena itu, darah atau sesuatu yang menyerupai darah dipandang mempunyai kekuatan sakti menyuburkan dan menghidupkan.

Dalam konteks ritual atraksi Pasola ini merupakan tradisi Sumba Barat dan Sumba Barat Daya dimana dua kelompok penunggang kuda saling berhadapan, kejar mengejar seraya melempar lembing kayu kearah lawan.

Berdasarkan sejarah, warisan nenek moyang yang sudah ratusan tahun dijalankan masyarakat Sumba ini berawal dari perebutan perempuan asal Wanokaka (salah satu kampung di Sumba Barat) yang diambil oleh seorang pemuda yang berasal dari Kodi (salah satu kampung di Kabupaten Sumba Barat Daya). Pemuda Kodi tersebut membawa harapan kepada perempuan Wanokaka, yang dirundung kesedihan ditinggal suami pergi berlayar (konon tragedinya bermula dari Pantai Teitena).

Pasola merupakan tradisi perang dari tanah Sumba Barat. Setiap hentakan kuda yang ditunggangi, dan tiap kayu yang dilemparkan memiliki arti penting. Pasola menjadi penyelesaian adat dari tragedi cinta segi tiga yang pernah terjadi pada jaman nenek moyang Sumba, dan dari mereka yang menurun dalam bentuk ritual budaya suci.

Jadi dalam pelaksanaan pasola tidak ada yang menang ataupun kalah. Dalam pelaksanaannya juga tidak hanya sebagai bentuk ketaatan masyarakat Sumba kepada kepercayaan Marapu, pasola juga sebagai satu-satunya budaya kuno yang hanya ada di Indonesia. Mempunyai peran yang penting untuk memajukan potensi wisata pulau Sumba dan Indonesia tentunya.

0 komentar:

Posting Komentar