Salah satu jenis kain Sumba yang digunakan Ibu Iriana Jokowi (Istri Presiden RI ke-7) |
Dalam
masyarakat Sumba, kain tenun bukan hanya sekedar pakaian atau pemanis dekorasi
ruangan, kain merupakan simbol prestice yang menunjukan golongan, klan
atau kampung asal si pemakai atau pemiliknya. Kain juga berperan penting pada
upacara keagamaan dan kelahiran, pernikahan atau pemakaman. Keindahan kain-kain
Sumba tidak terlepas dari proses pewarnaan itu sendiri, para penenun tradisonal
Sumba masih menggunakan pewarna alami yang terbuat dari buah, biji, bunga ,akar
dan kulit kayu.
Motif
menjadi elemen desain utama dari tiap kain tenun Sumba, dan pada dasarnya
wastra Sumba memiliki begitu banyk ragam motif dan arti filosofi-nya
tersendiri. Motif-motif ini adalah presentase visual atas nilai nilai yang dijunjung masyarakat Sumba yang juga
terinspirasi dari alam sekitarnya. Tenun dari Sumba bagian barat umunya
memiliki motif geometris sedangkan Sumba bagian timur memilik kain dengan motif
fauna, flora, benda-benda adat, elemen dari cerita sejarah, agama dan mitologi
setempat. Tiap motif memiliki cerita dan sejarah tersendiri.
Seperti
motif buaya yang selalu disandingkan dengan penyu. Buaya melambangkan kekuatan
dan keberanian, sedangkan penyu melambangkan kesabaran dan kebijaksanaan . Dua
motif fauna ini kerap bermunculan pada
kain sebagai salah satu elemen dualisme terpenting dalam kepercayaan marapu. Buaya
& Penyu melambangkan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin dan kain dengan
motif keduanya merupakan simbol keluarga kerajaan atau golongan maramba di Sumba
Timur.
Motif
lain juga banyak menghiasi kain kain di Sumba Timur termasuk Lobster yang
menyimbolkan keabadian, regenerasi dan reinkarnasi. Rusa melambangkan status
bangsawan sedangkan Kuda melambangkan kegagahan Pria. Ayam melambangkan kewanitaan
dan rumah tangga. sedangkan ayam jantan melambangkaan keperkasaan. Burung Kakatua
melambangkan kebersamaan bagai burung yang selalu berkelompok. Sedangkan burung Merak
melambangkan dunia yang harus dilestarikan bersama.
Motif
yang menceritakan kepercayaan maupun sejarah juga dapat ditemukan seperti
halnya motif "Ana Tau" motif ini berbentuk manusia posisi
tangan serupa bayi yang sedang terlentang. Motif Ana Tau melambangkan
kepolosan manusia dan megingat akan sang pencipta yang maha mengetahui. Lain
halnya dengan motif andung yang berbentuk seperti pohon tengkorak. Motif ini menceritakan
tradisi lama Sumba untuk menggantung tengkorak-tengkorak musuh di pohon yang
ada di pekarangan rumah mereka sebagai tanda kekuatan dan kekuasaan.
Selain motif-motif ini ada juga motif Epik yang menceritakan pendaratan pertama nenek moyang orang Sumba di Tanjung Mareha atau sosok Mili Mongga, makhluk raksasa yang dipercaya hidup di pedalaman hutan Sumba Timur.